Institut Penelitian Ekonomi Real Estat Jepang merilis data pada tanggal 26 Februari yang mengatakan bahwa harga rata-rata bangunan tempat tinggal yang baru dibangun secara nasional pada tahun 2024 akan meningkat sebesar 2,9% dari tahun sebelumnya menjadi 60,82 juta yen. Harga rumah baru telah mencapai rekor tertinggi selama delapan tahun berturut-turut. Tren kenaikan harga terus berlanjut karena faktor-faktor seperti tingginya biaya konstruksi dan kurangnya pasokan perumahan baru.
Berdasarkan wilayah, wilayah Kinki naik sebesar 14,8% menjadi 53,57 juta yen, yang mendorong perekonomian secara keseluruhan. Selain itu, kota-kota besar di daerah tersebut juga naik. Kota Fukuoka mengalami peningkatan terbesar sebesar 40,1%. Karena penurunan jumlah properti di Tokyo yang harga unitnya lebih tinggi, harga di wilayah metropolitan Tokyo turun 3,5% menjadi 78,2 juta yen.
Pada tahun 2024, jumlah rumah baru yang dipasok secara nasional di Jepang akan menurun sebesar 8,6% menjadi 59.467 unit, lebih rendah dibandingkan tahun 2020 karena pandemi COVID-19. Wilayah Tokyo menurun 14% menjadi 23.003 unit, dengan tren penurunan yang jelas. Karena kekurangan staf dan pembatasan lembur, masa konstruksi telah diperpanjang dan bahkan ditunda hingga 2025.
Institut Penelitian Ekonomi Real Estat Jepang memperkirakan bahwa jumlah rumah baru yang dipasok secara nasional akan meningkat sebesar 4% menjadi 62.000 unit pada tahun 2025. Para analis yakin bahwa pasokan proyek besar di wilayah Tokyo dan Kinki akan terpengaruh.
Karena biaya konstruksi meningkat, semakin sulit untuk memperoleh tanah di pusat kota Tokyo, yang menyebabkan munculnya perusahaan yang memperluas bisnis mereka ke daerah setempat. Real Estate Economics Institute menjelaskan bahwa “semakin banyak pengembang yang menargetkan kota-kota regional yang pasokannya tidak mencukupi dan berupaya mempertahankan skala bisnis mereka, dan tren ini akan terus berlanjut di masa mendatang.”