Fitch Solutions Research BMI memperkirakan bahwa Bank Sentral Nigeria dan bank sentral lainnya di Afrika Sub-Sahara (SSA) akan meluncurkan gelombang pelonggaran moneter pada tahun 2025, dengan alasan penurunan inflasi yang diharapkan dan konvergensi kebijakan moneter yang lebih besar di wilayah tersebut.
Dalam laporan berjudul “Tema Makro Utama Afrika Sub-Sahara hingga 2025: Pertumbuhan Keseluruhan Kuat tetapi Kerentanan Struktural Tetap Ada,” perusahaan tersebut memperkirakan bahwa inflasi di wilayah tersebut akan turun dari 16,4% pada tahun 2024 menjadi 1,3% pada tahun 2025. 14,2%.
Meredanya tekanan harga akan didorong oleh biaya energi yang lebih rendah, karena harga minyak mentah Brent diperkirakan mencapai rata-rata $76,0 per barel pada tahun 2025, turun dari $80,0 per barel pada tahun 2024.
Selain itu, peningkatan stabilitas mata uang diharapkan dapat mendorong perekonomian negara-negara seperti Afrika Selatan, Kenya, dan Republik Demokratik Kongo (DRC).
BMI menekankan bahwa pelonggaran moneter di pasar maju akan semakin mendorong bank sentral di Afrika sub-Sahara untuk mengadopsi kebijakan akomodatif. The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga dananya menjadi 3,50%, yang akan mempersempit perbedaan suku bunga riil dan mengurangi risiko arus keluar modal dari pasar negara berkembang.